Siapa al-Jarnuji?
Kitab Ta’lim yang beredar di tanah air umumnya dicetak dengan syarah (komentar)nya yang ditulis Syeikh Ibrahim ibn Isma’il. Sedang kitab Ta’lim itu sendiri ditulis oleh Syeikh al-Jarnuji. Baik kitab Ta’lim maupun Syarah-nya tidak menyebut identitas al-Jarnuji. Hal ini cukup mempersulit kajian kitab tersebut, sehingga dapat diketahui bagaiamana keadaan pada waktu kitab itu ditulis dan sejauhmana hal itu mempengaruhi kitabnya.
Dalam al-Munjid nama al-Jarnuji disebut singkat sekali. Yang agak membantu hal ini adalah keterangan yang terdapat dalam kitab al-A’lam (Tokoh-tokoh) karangan al-Zarkeli. Ditulis di situ bahwa al-Jarnuji adalah al-Nu’man ibn Ibrahim ibn Khalil al-Jarnuji, Taj al-Din. Beliau adalah sastrawan (adib) yang berasal dari Bukhara. Semula berasal dari Zarnuj, suatu kawasan di negeri-negeri seberang sungai Tigris (ma wara`a al-nahr). Beliau antara lain menulis kitab al-Muwadhdhah Syarh al-Maqamat al-Haririyah, dan wafat pada tahun 630 H/ 1242 M.
Kitab Ta’lim yang beredar di tanah air umumnya dicetak dengan syarah (komentar)nya yang ditulis Syeikh Ibrahim ibn Isma’il. Sedang kitab Ta’lim itu sendiri ditulis oleh Syeikh al-Jarnuji. Baik kitab Ta’lim maupun Syarah-nya tidak menyebut identitas al-Jarnuji. Hal ini cukup mempersulit kajian kitab tersebut, sehingga dapat diketahui bagaiamana keadaan pada waktu kitab itu ditulis dan sejauhmana hal itu mempengaruhi kitabnya.
Dalam al-Munjid nama al-Jarnuji disebut singkat sekali. Yang agak membantu hal ini adalah keterangan yang terdapat dalam kitab al-A’lam (Tokoh-tokoh) karangan al-Zarkeli. Ditulis di situ bahwa al-Jarnuji adalah al-Nu’man ibn Ibrahim ibn Khalil al-Jarnuji, Taj al-Din. Beliau adalah sastrawan (adib) yang berasal dari Bukhara. Semula berasal dari Zarnuj, suatu kawasan di negeri-negeri seberang sungai Tigris (ma wara`a al-nahr). Beliau antara lain menulis kitab al-Muwadhdhah Syarh al-Maqamat al-Haririyah, dan wafat pada tahun 630 H/ 1242 M.
Al-Zarkeli tidak menuturkan di
mana al-Jarnuji tinggal, namun secara umum al-Jarnuji hidup pada akhir periode
Daulah Abbasiyah, sebab Khalifah Abbasiyah terakhir (al-Mu’tashim) wafat pada
tahun 1258 M. Ada kemungkinan beliau tinggal di kawasan Irak-Iran, sebab beliau
juga mengetahui syair-syair Parsi di samping banyaknya contoh-contoh peristiwa
pada masa Abbasiyah yang beliau tuturkan dalam kitabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar